Selasa, 13 Januari 2015

Trying



I don't know, just sketch it. Haha.

It is holiday now. so I have much time to do my hobby. I will try to make something better. Today picture just one of trying. Oh i want to tell you i just had an instagram account. Check my account @reyhan_gafar you my like it.

Thank you for visit my blog.
Ana Raihan Putri Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP AKIBAT DARI PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK DI SUATU WILAYAH DAN ARSITEKTUR SEBAGAI SOLUSI


Sebuah Studi Kasus di Darussalam, Banda Aceh

Sejak zaman purba, manusia mengenal istilah tempat tinggal walaupun mereka masih hidup berpindah-pindah dari gua ke gua dan interaksi dengan alam sudah terjadi secara alamiah dengan sendirinya. Tempat tinggal dalam lingkup mereka hanyalah sebuah ruang paling sederhana yang sudah memenuhi dalam standar kehidupan saat itu sebagai tempat berteduh, berlindung dan istirahat serta berkumpul. Seiringan dengan waktu yang berjalan, bertambahnya pengalaman hidup dan juga perkembangan pemikiran manusia yang semakin maju, manusia mulai berpikir untuk hidup menetap dan memanfaatkan potensi lahan sebagai tempat tinggal, pertanian dan pertenakan.

Dengan perubahan budaya dari nomaden ke argaris, telah dimulai pula awal dari suatu pengkaplingan wilayah kekuasaan. Manusia saat itu mulai menetapan batasan-batasan wilayahnya dengan manusia yang lain. Kebutuhan manusia pada sumber daya alampun semakin meningkat dari masa kemasa, sampai ke saat ini, dimana sumber daya semakin berkurang, lahan kosong semakin sedikit dan jumlah penduduk semakin meningkat serta alam yang semakin memburuk.

Kegitan manusia untuk hidup dan mempertahan hidupnya dan apapun alasannya sangatlah bergantung pada alam. Kebutuhan manusia semakin meningkat setiap saat dan juga disebabkan karena bertambahnya jumlah penduduk, tetapi sumber daya alam yang tersedia baik yang bisa diperbaharui maupun yang tidak bisa diperbaharui terus berkurang. Walaupun berbagai inovasi terus dilakukan untuk menyingkapi hal ini, tiada yang bisa menghentikan kerusakan alam ini, melainkan hanya mencegah, bahkan mungkin hanya memperlambatnya saja.

Masuk ke masalah yang lebih khusus, makalah ini ditulis untuk mengangkat kasus permasalahn lingkungan hidup yang disebabkan karena kegiatan manusia yang mengambil tempat studi kasus di wilayah Darussalam, Banda Aceh. Seperti yang sudah kita ketahui, Darussalam ada sebuah daerah di unjung timur Banda Aceh, Aceh, Indonesia, dimana di tempat itu telah berdiri dua universitas besar di Aceh yaitu Universitas Syiah Kuala dan Universitas Islam Negeri Ar-raniry. Kedua perguruan tinggi ini sangat diminati oleh pelajar dan jumlah penduduk yang menetap di wilayahnya juga semakin bertambah per tahunnya, sehingga daerah kecil ini semakin padat dan sesak serta tidak tertata dengan rapi.

Sebagai kota pelajar dan mahasiswa, Darussalam terus berkembang dari tahun ke tahun dengan sangat pesat. Perkambangan ini ditandai dengan munculnya bangunan-bangunan tinggi pendukung kegiatan belajar mengajar, pertokoan yang padat, perumahan, rumah sakit, wisma-wisma, rumah-rumah kos yang menjamur, pelebaran jalan, serta hal lain sebagianya.

Hal diatas tentu saja memiliki akibat tersendiri terhadap lingkungan hidup Darussalam secara khusus dan kehidupan dunia secara sangat umum. Walaupun dalam wilayah kecil yang padat ini efeknya pasti juga akan mempengaruhi ekosistem dunia. Hal itu karena keberlangsungan kehidupan di dunia ini terlebih dahulu di susun dari satu ekosistem dan ekosistem lainnya yang sangat kompleks dan saling terhubung.

Peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya bukan hanya disebabkan oleh penduduk lokal saja, tetap juga para pendatang yang terdiri dai mahasiswa dan pelajar luar daerah, tenaga pengajar, pedagang, pelancong dan bahkan orang yang sekedar mengadu nasid. Secara otomatis, semua kebutuhan masyarat menjadi meningkat. Kebutuhan akan tempat tinggal meningkat, kebutuhan akan daya listrik meningkat, jumlah transportasi juga meningkat yang akhirnya membutuhkan pelebaran jalan dimana kemudian penebangan perdu pinggir jalan dilakukan untuk mendukung kegitan tersebut dan itu belum secara lebih rinci lagi kerusakan alam yang disebabkan oleh penigkatan kebutuhan transportasi dan juga yang lainnya.

Sebagai ilmu yang bergerak dalam mengwujudan lingkungan binaan, bidang arsitektur harus mampu menjadi salah satu solusi untuk setiap permasalahan lingkungan. Karena ilmu arsitektur sangat dengan kelangsungan hidup manusia yang dasar, yaitu papan (tempat tinggal) yang kemudian akan berpengaruh besar untuk wilayah sekitarnya. Namun bagaimana bidang arsitektur mampu menjawab hal-hal ini? Tentu saja terlebih dahulu dibutuhkan identifikasi masalah (problem seeking) terlebih dahulu sebagai langkah awal sebelum pemecahan masalah (problem solving).

Masalah-masalah yang muncul akibat kepadatan dan pertambahan jumlah penduduk yang berakibat buruk untuk kelangsungan lingkungan hidup, dijumpai di daerah Darussalam meliputi, ketersediaan air bersih yang terbatas, saluran sanitasi yang tidak efektif, drainase yang tidak terkendali dengan baik, pencemaran udara akibar transportasi, dan juga energi listrik yang tidak memenuhi. Semua permasalahan itu pada akhirnya memiliki dampak buruk terhadap lingkungan hidup dan kelangsungannya.

Pertama mengenai permasalahan ketersediaan air bersih yang terbatas. Sumber air bersih di daerah Darussalam dan Banda Aceh secara umum berasal dari dua sumber utama, yaitu sumur baik gailan maupun bor dan PDAM. Seiring berjalannya waktu, kedua sumber air bersih ini semakin berkurang. Keterbatasan air bersih ini disebabkan karena beberapa faktor salah satunya adalah juga karena memblukdaknya pertambahan penduduk yang akhirnya meningkatkan kebutuhan pada air bersih.

Jika berbicara tentang air bersih ada sebab akibat yang lebih kompleks, karena sumber air bersih yang berasal dari sumur galian maupun bor sudah tidak dapat digunakan lagi sebagai sumber utama yang baik terkait sebagian besar wilayah Banda Aceh termasuk Darussalam sudah terlebih dahulu menurun kwalitasnya akibat ulah manusia sendiri seperti pencemaran oleh limbah industri, saluran air kotor yang masuk kesaluran kota, dan sebagaimnya. Dan sekarang keadannya semakin menjadi kompleks ketika sumber air PDAM juga terancam tercemar.

Pencemaran sumber air bukan sekedar ulah pihak industri, tetapi juga pihak rumah tangga sendiri, dimulai dari satu unit rumah. Lagi-lagi ini kembali kepada peningkatan jumlah penduduk dan keterbatasan lahan. Penduduk terus mengolah lahan untuk tempat tinggal, pelebaran dan pemanjangan jalan, menebang pohon, menggali tanah, menimbun tanah dan dan sebaginya dimana kegiatan tesebut yang tidak terkendali berakibat pada keseimbangan alam, salah satunya ketersediaan air tanah. Air tanah seharusnya bersih karena di saring dan disimpan oleh tumbuhan saat kelebihan di tanah dan di lepas pada saat kekurangan air dalam tanah, namun sistem alamiah ini telah terganggu dengan ada pendudukan setiap lahan secara tidak terkontrol dan penebangan dimana-mana.

Kedua, saluran sanitasi yang tidak efektif. Pembuangan air kotor (limbah) rumah tangga kelingkungannnya juga tidak terkontrol dengan baik. Pertambahan jumlah penduduk di wilayah Darussalam menyebabkan keterbatan lahan. Rumah-rumah dan pertokoan dibanguan di lahan kecil dan rata-rata memanfaatkan sejumlah lahan untuk konstruksi, hanya sedikit, bahkan tidak sama sekali menyediakan lahan untuk sumur serapan yang mendukung sanitasi kota. Instalasi air kotor dan kotoran di lahan yang begitu sempit tentu saja memiliki masalah tersendiri yang akhirnya menggungu kesehatan warga dan juga lingkungannya. Warga mulai tidak memikirkan jarak efektif bak penambungan kotoran (septitank) terhadap bak sumber air bersih maupun smur galian atau br karena keterbatasan lahan. Bagitu juga dengan sumur serapan air kotor yang tidak tersedia di lahan mereka, yang menyebabkan semua air kotar limbah rumah tangga di alirkan ke saluran air kota.

Tinggkat kesehatan warga akan menurun dengan cepat karena ketidaktersedianya lahan cukup untuk sanitasi air kotor dan kotoran. Berbagai penyakit bisa saja diderita warga Darussalam seperti gatal-gatal, diare, sakit perut, gangguan usus dan sebagainya. Lalu hubungan dengan ekosistem adalah saat air kotor yang masuk ke saluran kota menyebabkan pencemaran terhadapa sungai dan sumber air bersih. Pencemaran terhadap sungai menyebabkan ekosistem sungai terganggu dan bahkan rusak. Cukup satu tingkat saja hewan atau tumbuhan yang mati atau berkurang populasinya, maka seluruh ekosistem sungai akan terganggu dan tidak seimbang dan akibat lebih kompleksnya ekositem darat dan lautpun ikut rusak. Maka sudah bisa dikatakan ekosistem duniapun akan terganggu karena salah satu ekosistem pendukungnya telah rusak.

Ketiga, drainase yang tidak terkendali dengan baik. Penyaluran air hujan dari atap rumah dan pertokoan maupun perkantoran di Darussalam juga tidak terkendali dengan baik. Limpahan air hujan dibuang mentah-mentah dari atap melalui saluran pembuangan langsung ke saluran air kota dan bercampur dengan air kotor. Bahkan ada pemilik bangunan yang tidak memikirkan limpahan air hujan yang jatuh di atap mereka dan membuat banjir di lingungan mereka bahkan juga lingkungan orang lain. Lebih parah saat rembesan air mengenai dinding atau bagian konstruksi lainya yang lama kelamaan bisa menyebabkan kelapukan dan juga mempermudah penyebaran penyakit menular karena dinding lebab atau basah.

Keempat, pencemaran udara akibat transportasi. Peningkatan jumlah penduduk di Darussalam dengan sendirinya menambah angka tranportasi. Faktor utama polusi udara meningkat di wilayah ini karena dua hal, asap sisa pembakaran mesin kendaraan dan penebangan pohon pinggir jalan untuk pelebaran jalan yang membuat alat alami pembersih udara menghilang. Lalu apakah polusi ini hanya di daerah ini? tentu saja tidak, lagi-lagi karena pertambahan jumlah penduduk membuat kebutuhan bahan bakar meningkat dan produksinyapun harus di tambah setiap tahunnya. Penambahan produksi bahan bakar juga semakin merusak alam, eksploitasi alam semakin parah dan polusi udara semakin meningkat dimana saja.

Terakhir adalah tentang energi listrik yang tidak memenuhi kebutuhan penduduk dan mahasiswa serta pelajar yang semakin bertambah. Darussalam yang semakin sempit memaksa siapa saja yang melakukan kegiatan kontruksi untuk membangun bangunan baik rumah maupun pertokoan dengan memanfaatkan lahan semaksimal mungkin. Selain penambahan kebutuhan energi listrik karena bangunan baru juga karena ketidak efektifan pembangunan.

Rumah dan ruko di bangun bersedakatan dan tidak tertata rapi, akibatnya konsisi pengawaan dalam rumah dan toko di atas suhu normal kenyamanan manusia, karena sirkulasi udara luar dan dalam tidak terjadi dengan baik dan alami, kemudian hal itu menyebabkan menggunaan AC, kipas angin dan sebagainya, otomatis tingkat kebutuhan engeri listrik bertambah. Belum lagi dengan penerangan, karena kedekatan bangunan satu sama lain bahkan dempet memuat ruang dibangun tanpa jendela atau bahkn tanpa kisi-kisi, sehingga sebagian besar uang sangat gelap bahkan di siang hari. Menyalanya lampu di malam hari saja sudah sulit untuk dipenuhi kebutuhan listriknya, apalagi di siang hari. Masalah kebutuhan listrik semakin kompleks dengan kebutuhan gadget dan alat elektronik mahasiswa, pelajar dan penduduk dalam mendukung kelancaran kerja mereka.

Usaha untuk memenuhi semua kebutuhan listrik itu juga akan menyebabkan kerusakan alam. Karena di Indonesia sebagian besar sumber enegi listrik masih berasal dari hasil pembakaran energi fosil yang mengakibatkan pencemaran udara, air, tanah, laut, dan juga kerusakan ekosistem. Terlepas dari usaha itu, masalah kesehatan warga juga bisa terganggu karena pengkondisian udara yang tidak baik dalam ruangan dan juga penerangan lampu di siang hari, kulit kering, gangguan pernafasan, gangguan mata juga bisa dialami.

Semua permasalah di atas hanyalah baru di wilayah Darussalam, Banda Aceh, Aceh, Indonesia, hal-hal di atas bisa saja juga memang terjadi di wilayah lain di seluruh dunia. Pada akhirnya manusia sendirilah yang membawa dunia ini kepada kemuduran. Lalu apa yang bisa dilakukan untuk pencegahan? Setidaknya untuk memperlambanya saja?

Penghentian penambahan jumlah penduduk tentu saja adalah hal mustahil utnuk dilakukan, karena tidak mungkin untuk dilakukan. Namun, penekanan jumlah penduduk juga masih sulit dilakukan walaupun pemerintah dengan genjar melakukan sosialisasi menganai hal ini. Selanjutnya beban ini seolah-olah menjadi tanggup jawab pemerintah saja, padahal dengan perencaan kota yang baik, dan juga kesadaran masyaraka dalam kehidupan berlingkungan bisa menciptakan keadaan hidup yang lebih baik, efesien, efektif, fungsional dan ramah lingkungan.

Arsitektur dapat menjawab permasalah seperti ini namun tentu saja tetap dengan perencaan awal yang baik. Pemerintah sebaiknya berkerja sama dengan semua pihak dalam merncanakan sebuah proyek pembangunan baru dengan memperhatikan lingkungan sebagai faktor yang perlu di jaga. Arsitek harus merencanakan dan merancang bagunan dan lingkungan hidup bukan sekedar sebagai mencari nafkah kehidupan, tetapi juga sebagai penggerak menujunya kehidupan layak dan efesien untuk orang lain menuju lingkungan hidup yang nyman dan baik.

Dalam hal ini jawaban yang bisa ilmu arsitektur berikan adalah bagaimana perancangan konstruksi selanjutnya mampu mengatasi permasalahan tersebut di atas. Dengan merancang bangunan sesuai keadaan tapak yang ada tanpa merusaknya lagi, mengatur lanscape kota dengan baik dan sesuai, memperhatikan utilitas bangunan dengan baik, menyediakan lahan untuk kehidupan ekosistem, merancang bangunan hemat energi (seperti mengatur orientasi bangunan, memperbanyak bukaan, mengatur sanitasi dan drainase) dan ramah lingkungan. Selanjtnya inovasi pembaharuan energi juga harus mampun diterima oleh bangunan, yaitu bagaimana nantinya bangunan memiliki teknologi penyimpanan air hujan sendiri sebagai sumber air bersih, dan juga energi matahari sebagai energi listrik yang baru dan sebagai penerangan alami di siang hari.

Darussalam akan sulit untuk di atur ulang menjadi tatanan kota yang lebih baik dan sesuai untuk kelayakan kehidupan, namun bukan berarti tidak mungkin. Hal kecil yang mungkin bisa dilakukan dengan mudah adalah dengan reboisasi pinggir jalan dan lingungan rumah.
Namun ketimbang memikirkan untuk merombak kota yang sudah berdiri, lebih baik memulai merencanakan kehadiran kota-kota selanjutnya dengan tatanan rapi dan efektif serta ramah lingkungan. Tentu saja tidak akan mudah untuk merencanakannya dibutuhkan pemahaman dalam terhadap lingkungan dan juga pemikiran yang tepat untuk perancangan selanjutnya. Dan tentu saja dapat diawali dari merencanakan sebuah lingkungan hidup yang pintar dan ramah lingkungan.

Ana Raihan Putri Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.



Assalamualaikum, wr. wb.
It is long time with no post friends. I don't know what to say. I am so busy with nothing, actually. But I will post more next time. I will make this blog become my visual diary. I study architecture now, my dream just got its key. wait for next post. you may to like it.
Ana Raihan Putri Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.